Potensi Wisata di Pantai Anaraja


Potensi Wisata di Pantai Anaraja. Pantai Anaraja? Pasti kalian bertanya-tanya karena saya memang belum pernah sekalipun menulis tentang Pantai Anaraja. Padahal, Kabupaten Ende ini ibarat mangkuk yang dikelilingi oleh gunung/bukit dan pantai. Asam di gunung, garam di laut, bertemu di Kabupaten Ende. Begitu banyak tempat yang belum dikenal khalayak tetapi berpotensi wisata cukup bagus. Pertama kali tiba di Pantai Anaraja yang sering dilewati dalam perjalanan menuju arah Barat Pulau Flores, hati saya bilang: pantai ini kalau dikelola dengan baik bakal jadi buruan wisatawan.


Seperti apa Pantai Anaraja? Yuk dibaca.

How to Get There?


Patokan saya selalu dari Kota Ende sebagai Ibu Kota Kabupaten Ende. Tujuannya agar lebih mudah menghitung jarak dan waktu tempuh. Bayangkan kalau patokan yang saya pakai adalah Jakarta, bakal panjang banget karena harus menulis perjalanan dari Jakarta yang pasti mampir sana sini dulu sebelum tiba di Pantai Anaraja *dikeplak dinosaurus*. Haha. Untuk lebih jelasnya kalian bisa melihat gambar di bawah ini:


Yang jelas, Pantai Anaraja terletak di Desa Anaraja, merupakan wilayah administratif dari Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende. Berkendara dari Kota Ende ke Desa Anaraja hanya memakan waktu sepuluh sampai limabelas menit saja. Dekat kan? Iya, daerah ini hampir separuh perjalanan menuju Kantor Camat Nangapanda itu sendiri. Oh ya, Waktu tempuh yang tertera pada gambar di atas adalah satu jam sembilan menit. Faktanya saat melaju dari Kota Ende menuju Desa Anaraja hanya memakan waktu sekitar sepuluh sampai limabelas menit saja. Hehe. Tergantung speedometer juga sih. Kalau 40 km/jam, bisa jadi lama sekali perjalanannya.

Berkunjung ke Negara Hijau


Sepagi itu, Kamis 5 September 2019, saya memacu Onif Harem lekas-lekas karena kuatir tertahan di titik pengerjaan pengerukan tebing di daerah Ndao. Ndao sendiri dikenal sebagai pintu masuk Kota Ende. Untungnya para pekerja masih berselimut mimpi sehingga saya dan Thika selamat, melintas dengan santainya. Sambil menunggu Anto Ngga'a yang menyusuli kami agar berangkat bareng ke Desa Anaraja untuk keperluan liputan kegiatan mahasiswa, sempat foto-foto suasana pagi dari daerah tersebut.


Dari desa-desa yang pernah saya kunjungi, Desa Anaraja merupakan desa berciri khas yaitu didominasi warna hijau. Ibarat saya sebagai Presiden Negara Kuning berkunjung ke Negara Hijau begitu. Hehe. Warna hijau ini akan sangat kentara di bagian Baratnya kantor desa tempat sekolah-sekolah berdiri megah. Semua bangunan sekolah di-cat hijau, dengan pohon-pohon rindang berdiri gagah di pinggir jalan trans-Flores. Bayangkan, melihat bangunan hijau berjejer ditambah perlindungan pohon rindang dalam perjalanan ke arah Barat itu rasanya seperti sedang memasuki gerbang dunia lain.


Letak Pantai Anaraja di belakang/samping kantor desa.

Pantai yang Datar dan Landai


Pantai Anaraja bagian dekat perumahan penduduk itu datar, sedangkan bagian paling dekat laut itu landai. Begitu melihat kondisi pantainya, saya dan Anto sama-sama melontar kalimat tentang potensi wisata yang sangat besar dari pantai ini.



Coba kalian baca pos berjudul Dapur Jadul, Bukan Dapur Biasa yang terletak di Pantai Raba. Sebuah daerah pantai yang dikelola dengan sangat baik sehingga menjadi salah satu obyek wisata buatan terlaris beberapa bulan terakhir. Potensi wisata apa saja yang bisa digali dan dibangun di Pantai Anaraja? Ada empat potensi wisata yang saya cermati bisa digali dan dibangun di Pantai Anaraja. Cekidot.

1. Wisata Alam

Wisata alam merupakan atraksi wisata utama. Namanya juga pantai. Pemandangannya tidak hanya laut biru tetapi juga Pulau Ende dan Gunung Meja. Suasana pantai di pagi hari juga sangat menyenangkan karena laut begitu tenang sehingga nampak bak kaca. Saya termasuk orang yang menyukai suasana pantai dan laut saat pagi hari. Untuk itu, bisa dibangun saung-saung bersantai, berjejer sepanjang pantai.

2. Wisata Bahari

Ada laut, ada sampan, maka wisata bahari dapat tercipta. Pengalaman naik sampan itu bakal jadi cerita tersendiri bagi wisatawan. Manapula, temani pemilik sampan, wisatawan boleh mendayung sendiri perahunya. Rutenya tidak perlu jauh-jauh, sekitar Pantai Anaraja saja sudah cukup.

3. Wisata Kuliner

Wisata kuliner itu pasti! Rata-rata kaum lelaki di Desa Anaraja berprofesi sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan mereka selain dikonsumsi sendiri, bisa juga ditawarkan kepada pengunjung. Itulah fungsi saung-saung pada poin nomor satu di atas. Siapa yang bisa menolak ikan segar yang dibakar? Terutama jika bumbunya adalah bumbu dasar tetapi sambalnya yang cikiciew! Duh, menulis ini jadi ngiler sendiri. Haha.

4. Wisata Budaya

Waktu liputan kemarin saya mencatat data bahwa mahasiswa yang KKN-PPM di Desa Anaraja juga membentuk kelompok-kelompok penenun. Inilah salah satu wisata budaya yang ditawarkan itu. Masih banyak wisatawan yang tertarik dengan proses menenun, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Terutama, atraksi menenun ini dibikinkan jadwal khusus, kemudian wisatawan juga diijinkan untuk mencobanya sendiri. Saya mau! Saya mau!


Yang pasti sebuah tempat wisata harus dilengkapi dengan kamar mandi dan WC. Kebutuhan yang satu ini tidak bisa ditawar-tawar. Tetapi kalau di Pantai Anaraja, karena letaknya super dekat dengan rumah penduduk, saya rasa kebutuhan akan kamar mandi dan WC ini sudah bisa terpenuhi.

Pertanyaannya sekarang, siapa yang bakal menggali dan membangun semua potensi wisata yang ada di Pantai Anaraja? Bisa investor, bisa masyarakat itu sendiri. Investor jelas bakal punya dana sendiri. Kalau masyarakat, hal ini bisa dirembug bersama dengan pimpinan desa. Dananya pun boleh patungan masyarakat desa, boleh membuat proposal dan memintanya dari dana desa, boleh dari mana saja asal ada perjanjian yang jelas dan tidak saling merugikan. Keuntungan harus dihitung bersama dan transparan termasuk pembagiannya. Mungkin untuk hal yang satu ini bisa mencontoh pengelolaan Embung Boelanboong di Wologai Tengah. Informasinya: semua masyarakat di situ terlibat secara bergantian baik penjagaan, perawatan, hingga penjualan makanan dan minuman.

Juga Asyik Dibaca: Tahap-Tahap Menuju Pelaminan dalam Adat Suku Ende


Semoga Pantai Anaraja, kelak, dikelola dengan sangat baik. Tidak saja untuk kepentingan wisata tetapi juga untuk kepentingan perekonomian masyarakatnya.

Tapi ... meskipun belum dikelola, bagi kalian yang hendak jalan-jalan ke sana, silahkan. Tidak ada yang melarang. Asalkan bersikaplah yang sopan dan jaga kebersihan. Jangan buang sampah sembarangan!

Happy traveling.



Cheers.

Komentar

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Posting Komentar

Untuk pertanyaan penting dengan respon cepat, silahkan hubungi nomor WA 085239014948 (Chat Only!)