Cerita dari Lepa Lio Cafe


Kalau kalian membaca pos Batal Ngopi di Lepa Lio Cafe, maka pasti tahu bahwa saya ... eh ... saya ... eh ... saya batal ngopi di sana *dilempar duren*. Batal ngopi di kafe yang saya idam-idamkan sebagai tempat nongkrong tershanthai dengan jarak sekitar 33 (tiga puluh tiga) kilometer dari Kota Ende, membelah jalanan trans-Flores ke arah Timur, melewati hutan - tebing - perumahan penduduk lokal - dan persawahan, tentu bikin perasaan tak menentu. Kenapa batal? Karena pada waktu itu sedang berlangsung pire/pantang adat yang bernama Joka Ingga. Silahkan baca pos tersebut untuk tahu apa itu Joka Ingga dan mengapa masyarakat sangat mematuhinya.

Baca Juga : Wa'ai Ndota, Makanan Pokok Pengganti Nasi

Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa saya ngotot harus ngopi-ngopi di Lepa Lio Cafe?


Alasannya antara lain:
1. Lokasi kafe bukan di Kota Ende.
2. Lokasi kafe dekat banget sama sawah.
3. Kopinya hasil olahan sendiri.
4. Desain interiornya Instagramable.
5. Pengelolanya RMC Detusoko.
6. Banyak hal yang ingin saya gali dari RMC Detusoko.

Mengutip dari situs Decotourism, nama Detusoko sendiri punya makna yaitu:

Detusoko secara etimologis terdiri atas 2 suku kata. Dalam Bahasa Lokal Lio "Detu" dan "Soko". Detu berarti dataran dan Soko yakni sejenis kingres atau tumbuhan untuk makanan ternak. Dalam tuturan tradisi kebudayaan lokal suku Lio disebut sebagai “alo keta bhoa ngga, angi ra’i wasi uja se’a wesa” artinya Detusoko adalah tanah yang damai nusa yang subur, ketika angin meniup akan membias, dikala hujan datang akan berserak. Detusoko adalah wilayah persekutuan yang dimiliki oleh masyarkat adat tanpa dibuka oleh pertumpahan darah, Detusoko bukanlah tanah peperangan seperti wilayah persekutuan suku Lio lainnya. Detusoko sungguh menjadi daerah yang damai, di atasnya hidup aneka jenis tumbuhan dan berlangsung komunikasi sosial para penghuninya yang masih sangat kental dengan nuansa kegotongroyongan dan ritual adat. Desa Detusoko Barat didiami oleh suku Lio seperti pada masyarakat di Kecamatan Detusoko pada umumnya. Terdapat 3 klan besar yang mendiami tanah persekutuan adat ini yakni klan Soro Woo Leda Bhuja, klan Remba Gega dan klan Kopo Mite Kasa Nggalo.


RMC adalah Remaja Mandiri Community yang berpusat (tumbuh dan berkembang) di Kecamatan Detusoko. Jum'at kemarin (23 November 2018) dalam perjalanan yang rock'n'rain dari Ende ke Wolowaru memenuhi panggilan perjalanan dinas, bueeeeh perjalanan dinas, kami mampir di Lepa Lio Cafe. Menyenangkan karena dua dedengkotnya RMC ada di kafe; Nando Watu dan Eka Raja Kopo. Mereka lagi kerja sih sebenarnya, tapi demi melihat tamu yang mantelnya kuyup sampai tak tersisa seinci pun space kering, mereka rela diajak mengobrol. Hihihi. Sambil menikmati secangkir kopi, obrolan pun berjalan lancar, hangat, dan menumbuhkan gagasan-gagasan lain di benak saya.


Lepa adalah bahasa Suku Lio yang artinya pondok dalam Bahasa Indonesia. Menurut tuturan Nando, lepa bisanya berada di tengah sawah sebagai pondok tempat para petani beristirahat. Lepa inilah yang dipakai menjadi nama Lepa Lio Cafe yang berarti, kira-kira, kafe pondok Lio. Lio sendiri merupakan nama salah satu suku yang hidup di Kabupaten Ende. Suku lainnya adalah Suku Ende. Menurut Nando, keberadaan Lepa Lio Cafe yang baru di-launching Bulan Oktober 2018, merupakan salah satu wujud dari social enterprise


Koro Degelai Sauce (Koro = lombok, Degelai = tomat).

Titik mula Lepa Lio Cafe datang dari ritual adat yang diselenggarakan selalu menggunakan pangan sebagai bahan atau material untuk persembahan, misalnya, dan lain kebutuhan. Pada ritual adat setiap bahan yang digunakan terdiri dari beberapa jenis bahan padi tertentu, bahan lain seperti la tunggal lolo atau sorgum, uwi atau ubi-ubian, hingga kacang-kacangan. Pangan-pangan tersebut dapat disebut sebagai identitas masyarakat Lio. Lepa Lio Cafe berusaha untuk memotivasi untuk menghidupkan kembali dan/atau melestarikan pangan-pangan lokal karena ketika pangan hilang maka identitas juga bisa hilang akibat masuknya pengaruh dari luar. 

Di dinding ini kalian dapat melihat prototype produk seperti sorgum, koro degelai dalam kemasan, hingga berbagai kopi.

Me-launching Lepa Lio Cafe sendiri juga bukan asal-asalan: mari buka kafe sebagai tempat nongkrong kekinian di Detusoko. Tidak begitu, kawan. Mereka harus melihat dulu bagaimana dengan pasar, kemungkinan tempat ini bakal dihampiri, berupaya promosi melalui media sosial, membuat prototype produk, dan lain sebagainya hingga kafe ini berdiri di pinggir jalan trans-Flores. Intinya: market survey kebutuhan pasar yang nantinya berdampak pada bentuk produk dan layanan jasa.

Layanan jasa?

Nah, ini yang menarik. Produk-produk RMC antara lain Lepa Lio Cafe dan beragam produk lokal, homestay, pertanian berkelanjutan, kewirausahaan sosial, hingga Decotourism (semoga Nando bisa mengoreksi kalau saya salah menulis ini hahaha).

Mari simak apa yang coba saya uraikan dari tuturan Nando pada hari hujan di Detusoko, Jum'at lalu.



Informal Education

Informal education ini antara lain anak-anak Detusoko belajar bahasa Inggris dengan bayaran sampah, sharing beasiswa, dan lain sebagainya. Lewat sharing beasiswa ini, contohnya, sejumlah 25 (dua puluh lima) anak/remaja Detusoko yang berangkat ke Bali bekerja sama dengan sebuah yayasan di Bali. Mereka training selama 6 (enam) bulan dan setelahnya langsung bekerja di Bali. Bagi yang mau pulang ke Detusoko untuk berkarya di daerah sendiri juga diijinkan. Anak-anak ini berasal dari keluarga tidak mampu, khusus remaja perempuan, dengan rentang usia 17 (tujuh belas) sampai 24 (dua puluh empat) tahun.

Pertanian Berkelanjutan

Melalui pertanian berkelanjutan, RMC ingin mengangkat kembali potensi pangan lokal yang berkaitan dengan tradisi budaya Lio. Karena, refleksi dari pandangan itu adalah Suku Lio adalah suku di Flores yang secara budaya mempunyai latar belakang pertanian agraris yang kuat. Suku Lio termasuk suku tua di Pulau Flores atau yang juga disebut Nusa Nipa. 

Kewirausahaan Sosial

Salah satunya adalah Lepa Lio Cafe. Produk-produk seperti koro degelai (sambal kemasan botol: lombok tomat) dan kopi adalah contohnya. Melalui Lepa Lio Cafe ada cita-cita yang lebih besar yaitu mentransfer pengetahun dan melakukan kerjasama misalnya kerjasama dengan Sekolah Seniman Pangan. Melalui program kewirausahaan sosial ini lah mereka berusaha mentransfer petani menjadi pengusaha.

Decotourism

Lebih lanjut tentang Decotourism dapat kalian baca di sini. Homestay merupakan bagian dari Decotourism sekaligus terintegrasi dengan informal education. Para wisatawan asing yang menginap di Detusoko bisa mengajar bahasa Inggris ke anak-anak. Selain itu ada juga program one day be a farmer dimana para wisatawan diajak untuk turut menanam hingga memelihara tanaman, dan lain sebagainya. Ada pertukaran pemahaman dan pengalaman antara wisatawan dengan anak-anak Detusoko tentang budaya (saling belajar).

Ternyata RMC Detusoko berkembang jauh lebih pesat dari komunitas-komunitas serupa yang pernah saya kenal. Mereka hebat. Dari kampung lalu dikenal oleh (skala) internasional itu luar biasa. Pemerintah Kabupaten Ende harus lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan mereka; mendukung melalui berbagai lini yang memungkinkan.

Jadi, kesimpulan saya sebagai awam dari obrolan singkat bersama Nando adalah RMC merupakan komunitas anak muda yang berbasis di Kecamatan Detusoko, sebuah tempat yang berjarak 33 (tiga puluh tiga) kilometer dari Kota Ende sebagai Ibu Kota dari Kabupaten Ende. RMC telah melahirkan generasi-generasi hebat berjiwa membangun yang mengharumkan nama Kecamatan Detusoko pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dunia internasional di sini berarti kita berbicara tentang Miami, New York, India, Vietnam, dan lain sebagainya. Melalui program-programnya, RMC telah mengangkat berbagai kearifan lokal ke kancah nasional dan internasional, dus sekaligus menggali serta mengembangkan potensi yang ada di Kecamatan Detusoko baik sumber daya alam, sumber daya budaya, hingga sumber daya manusia. Sesuai dengan namanya: Remaja Mandiri Community, mereka benar-benar mandiri. Mandiri: terus melangkah tanpa menunggu dan/atau menadah tangan pada siapa pun. Apabila mereka mendapat bantuan, itu karena mereka sudah terlebih dahulu menunjukkan dan membuktikan kekuatan pada khalayak.


Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya gali dari obrolan bersama Nando, namun saya dan teman-teman harus melanjutkan perjalanan menuju Wolowaru. Satu jam-an mengobrol memang tidak bakal menuntaskan informasi yang saya inginkan, tapi setidaknya melalui pos ini kalian semua jadi tahu bahwa di sebuah kecamatan yang jauh dari hiruk-pikuk Kota Ende, ada RMC dengan program-program kerennya.


Satu kata: SALUT!

Banyak kata: KALIAN HEBAT DAN PATUT DICONTOHI!

Baca Juga : Ini Dia Alu Ndene yang Disebut Pizza Ende

Bagi kalian yang hendak berkunjung ke Detusoko, berikut informasinya ...

Jarak Kota Ende ke Detusoko: 33 (tiga puluh tiga) kilometer.

Penginapan: Homestay yang dapat ditanyakan di Lepa Lio Cafe berbasis live in. Selain itu ada juga penginapan yang dikelola oleh biarawan di sana.

Tempat makan: Warung di dekat Terminal Detusoko dan tentu saja untuk makanan/minuman ringan bisa diperoleh di Lepa Lio Cafe.

Transportasi: Mobil travel, bis, sewa kendaraan (roda empat maupun roda dua).

Semoga bermanfaat.


Cheers.

Komentar

  1. Social enterprise begini nih yang keren.. duh ini akibat kalo ke Ende gak sowan sama yang mbaurekso di Ende jadi gak tahu tempat2 keren begini.. next kayanya musti sowan di kak Tuteh nih :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahahaaha Bang Bahtiar ini ada ada saja ... Nanti kalau ke sini saya ajak ke beberapa tempat yang memang belum sempat dikunjungi ya 😁

      Hapus
  2. Bagus konsep RMC-nya. Programnya berkelanjutan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dan sukses kalau menurut saya ... Hehehe

      Hapus
  3. siapa Nando ?????
    Pintar, kreatif, tekun, baik ,promotor, rendah hati
    n mau kenal lebih dekat,,,,???
    Silakan mampir ke cafe lepa lio...

    BalasHapus
  4. Unik, Cafe di pedesaan. Btw pengunjung nya siapa sj?
    Trans Flores ini apakah ramai?
    Blm ad dibayangan, tp unik memang ada cafe di tengah lintas gunung dan lembah, pesawahan pula #top

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengunjungnya siapa saja yang mau mampir . Biasanya wisatawan yang melintasi, hehe. Trans Flores ini dr Labuan Bajo ke Larantuka, Kak. Hehe

      Hapus
  5. yes, catet dulu, kpn2 kalo lewat mampir... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Horeee hehehe siap menunggu kemampirannya :D

      Hapus
  6. Unik banget tempatnya, tak pernah terpikirkan oleh saya ada insan demikian kayak Nando dan kawan-kawan dengan RMC. Di sini yang lebih dekat dengan perkotaan generasi mudanya sama sekali tak memiliki pemikiran dengan visi ke depan, tidak juga di Karang Taruna. Padahal di sini penduduk kampung sebagian besar hidup mengandalkan pertanian, meski kadang musiman. Masih banyak kerja yang belum dibenahi.
    Makanya salut banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Kak, saya juga salut sekali sama mereka ini hehehe. Bagaimana kaum muda kembali ke desa, membangun desa dengan sumber daya mereka ...

      Hapus
  7. remajanya kreatif, salut sama mereka yang berusaha mengangkat potensi daerahnya & warganya untuk lebih baik lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Kak Ainun, saya saja iri sama mereka hahahah tapi iri yang positif :D

      Hapus
  8. Ehh, ini gak salahkah? Saya yang tersesat atau alamat rumah ini sudah pindah, atau ini rumah baru lagi kah..? Hemmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kakak @Rustam Renaldy, ini blog traveling hahaha rumah satunya tetap berdiri gagah di sana :p

      Hapus
    2. Wah, semakin jauh ketinggalan saya rupanya. Kalau tidak salah ada 3 rumah Tuteh termasuk ini ya? Oke deh, semangat terus dalam berbagi informasi kepada dunia.

      Hapus
  9. Seru banget nih, baca blog Teteh aku jadi banyak tahu. Sayangnya aku gak bisa komen di blog traveling satunya karena akunku di block, huhuhu. Tapi aku tetap baca kok 😊

    BalasHapus
  10. wah kopi lovers juga ya ^^

    salam hangat,
    www.CHIPPEIDO.co.vu

    BalasHapus
  11. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "

    BalasHapus

Posting Komentar

Untuk pertanyaan penting dengan respon cepat, silahkan hubungi nomor WA 085239014948 (Chat Only!)