Taman Wisata Hutan Mangrove dan Rumah Pohon di Marapokot


Taman Wisata Hutan Mangrove dan Rumah Pohon di Marapokot. Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi yang ada di lingkungannya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama. Setidaknya itu menurut saya pribadi. Hal tersebut saya temui salah satunya di Desa Marapokot di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nama Marapokot sendiri dikenal sebagai nama pelabuhan yang ada di wilayah tersebut. Bukan suatu kebetulan saya mengunjungi tempat wisata yang dibangun atas inisatif warga Desa Marapokot. Sudah lama pengen ke sana tetapi baru Januari 2020 keinginan itu kesampaian. Masih ada hutang beberapa tempat lagi di Kabupaten Nagekeo antara lain Pulau Ri'i Ta'a dan pabrik garam. Semoga suatu saat bisa ke sana.


Nama tempat wisata ini adalah:

1. Taman Hutan Wisata Mangrove.
2. Rumah Pohon.

Seperti apa keseruan saya dan Noviea Azizah jalan-jalan ke sana? Marilah dibaca sampai selesai. Hehe.

Taman Hutan Wisata Mangrove


Dulu saya pernah dimintai bantuan oleh seorang sahabat, Fandy Ibrahim, yang sedang mengenyam pendidikan S2 di Pulau Jawa. Kalau bisa, saya mengirimkannya foto-foto pohon dan/atau hutan bakau yang ada di Kabupaten Nagekeo. Sempat bingung dengan permintaan itu karena saya belum pernah mendengar adanya pohon dan/atau hutan bakau di Kabupaten Nagekeo. Kalau di daerah Magepanda di Kabupaten Sikka jelas ada, karena saya pernah mengunjunginya. Lelaki ramah yang membudidayakan bakau di Maumere itu bernama Baba Akong. Pernah diwawancarai pula sama Kick Andy di MetroTV. Atas permintaan Fandy, siapa lagi yang langsung saya hubungi kalau bukan Bruno Rae? Bruno lantas mengirimkan foto-foto hutan bakau tersebut. Saya terkejut karena ternyata ada hutan bakau di Kabupaten Nagekeo, tepatnya di Desa Marapokot!


Lama kemudian, terdengar kabar bahwa hutan bakau tersebut sekarang telah dijadikan taman dengan nama Taman Wisata Hutan Mangrove. Kabar itu membikin #KakiKereta saya gatal-gatal, pengen segera ke sana. Haha. Kaki ini memang sungguh terlalu; dilengkapi dengan dua pintu darurat di bagian belakang sejumlah lima tahi lalat dari betis ke telapak kaki. 

Hari itu Jum'at, 10 Januari 2020, saya yang sedang melaksanakan tugas meliput kegiatan Universitas Flores (Uniflor) di Kota Mbay dan menginap di rumah Noviea Azizah, mengisi waktu dengan berjalan-jalan ke Taman Wisata Hutan Mangrove dan Rumah Pohon. Tentu ditemani Novi sebagai 'si penguasa wilayah' hahaha. Sebelumnya saya dan Novi sudah jalan-jalan ke kebun sayur di daerah Alorongga dan memasak makan siang. Maklum, kami kan wanita jago masak *dikeplak dinosaurus*. Sekitar pukul 14.00 Wita, kami meluncur ke Desa Marapokot yang selama ini dikenal karena adanya pelabuhan: Pelabuhan Marapokot. Waktu tempuh sekitar 15 sampai 20 menit dari pusat Kota Mbay. Kalian mungkin bakal bertanya-tanya, apa sih menariknya hutan bakau? Dan kenapa pula ada embel-embel 'taman wisata'? 


Adalah sekelompok anak muda di Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, yang berupaya untuk menggali dan memanfaatkan potensi hutan bakau yang ada di wilayah mereka, yaitu wilayah pantai, menjadi destinasi wisata. Mereka kemudian membangun spot-spot instagenic antara lain jembatan dan tempat bersantai. Jembatan-jembatan dibuat bermaterial bambu dan kayu, tidak lupa hiasan lampion-lampion di atas jembatan, dan tempat bersantai/duduk bermaterial ban bekas, spot-spot instagenic dengan tulisan-tulisan menarik/kekinian. Tidak lupa cat warna-warni semakin memikat mata. Untuk mencapai hutan wisata tersebut, siapa pun harus melintasi jembatan mini berbahan bambu dengan pegangan di salah satu sisinya. Saya menyebut ini jembatan maut, karena parit di bawahnya menampung air yang jelas bukan air bersih. Ha ha ha.


Inilah yang saya sebut dengan perpaduan antara wisata alam dan wisata buatan. Salut sama anak muda Desa Marapokot! Kalian hebat!

Puas foto-foto, saya dan Novi duduk mengaso di jembatan paling ujung yang berhadapan dengan perairan luas, dan mengobrol. Jujur, tempat ini bisa menjadi tempat 'melarikan diri' dari segala kepenatan dunia. Hehe. Nyamaaaaan banget. Jujur, saya bukan tipe orang yang suka 'melarikan diri' dari segala problematika hidup, paling parah ya menulis dan nge-game. Tapi bagi saya lokasi ini bisa jadi tempat merenung mikirin jodoh yang belum tiba juga. Andai kata ada secangkir kopi menemani, pasti lebih betah, malas pulang ke rumah!


Oh ya, biaya masuk Taman Wisata Hutan Mangrove hanya sebesar 5K. Murah sekali untuk kesenangan yang bisa didapatkan di sana. Dan saat datang ke sana pun, pengunjungnya hanya saya dan Novi. Berasa berada di hutan pribadi.


Taman Wisata Hutan Mangrove ini mengingatkan saya pada perjalanan tahun 2010 di Cilacap, Provinsi Jawa Barat, menyusuri labirin mangrove. Waktu itu kami menyewa perahu untuk menyusuri labirin mangrove tersebut. Tapi di sana tidak ada spot-spot instagenic, semata-mata labirin mangrove.


Semoga saya masih bisa kembali ke tempat ini untuk sesi foto pre-wedding ... ngimpi boleh ya. Haha. Bagi kalian yang hendak pergi ke Kabupaten Nagekeo, khususnya Kota Mbay, jangan sampai lupa berkunjung ke Taman Wisata Hutan Mangrove.

Rumah Pohon


Dari Taman Wisata Hutan Mangrove, kami tancap gas ke Pelabuhan Marapokot yang jaraknya hanya sekitar lima menit berkendara. Tujuan kami adalah Rumah Pohon yang sejak lama sudah dipromosikan Novi tapi belum kesampaian ke sana. Rumah Pohon berlokasi di Pelabuhan Marapokot sekitar 10 meter sebelum pintu masuk pelabuhan di sisi kiri. Saya tidak tahu nama pohon yang dipakai sebagai base rumah pohon ini, tetapi sangat menarik melihat rumah pohon karena belum pernah melihat yang seperti ini.


Kata Novi, Rumah Pohon ini milik pamannya, jadi kami mah bebas jungkir balik di situ. Hanya saja saat kami datang kondisinya sedang terkunci sehingga harus naik melewati balok yang uh wow bikin gagal ginjal. Hehe. Novi saja yang bisa memanjat, saya menyerah!


Di Rumah Pohon tidak seberapa lama, kami memutuskan untuk pulang kembali ke Kota Mbay. Mendadak mengantuk euy.

Oh ya, yang juga harus kalian tahu bahwa malam harinya kami semua diundang makan bebek panggang dan ikan panggang di Towak, di rumah keponakan saya Iwan dan Reni. Aduhai! Meskipun sempat tunggu-menunggu, gara-gara Kahar ini mah, akhirnya tiba juga di rumah dinas Pustu Towak tersebut.


Apa yang kurang dari Taman Wisata Hutan Mangrove ini? Lapak makanan dan minuman. Mungkin nanti bakal ada, tapi waktu saya ke sana belum ada lapak makanan dan minuman. Manapula pengelola tidak ikut bersama kita ke dalam, karena ingin memberi ruang privacy kepada pengunjung, pasti. Padahal, jarak antara taman tersebut dengan permukiman penduduk tidak seberapa jauh, hanya dibatasi oleh lapang tidak seberapa luas dan jembatan maut tadi. Semoga kesempatan berikutnya ke sana, sudah ada lapak makanan dan minuman, juga kamar mandi! Iya ... karena kebutuhan akan kamar mandi itu penting bagi umat manusia. Haha.

Happy traveling!



Cheers.

Komentar

  1. Dulu sama mas Eddy pernah ke Marapokot, kalau gak salah di salah satu tempat dalam hutan Mangrove ada semacam lubang yang berisi mata air panas.. entah sekarang masih ada atau tidak. Saat itu airnya berwarna coklat kotor karena tanah sekitarnya jadi gak bisa buat mandi beda sama air panas yang ada di Hading Larantuka

    BalasHapus
  2. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    BalasHapus
  3. Mb Tuteh lagi sibuk mengekpslore NTT dan seisinya... mantap Teh, menjadi rujukan bagi wisatawan

    BalasHapus
  4. View hutan mangrove dimana-mana serupa ya ...
    Sy nyoba yang di wilayah DKI Pantai Indah Kapuk, terus di Surabaya, terus kemudian di Bali dan ini yang saya lihat, view-viewnya hampir mirip-mirip.

    BalasHapus
  5. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus
  6. aku baru tau ada pulau ri'i ta'a, jadi kepo nih
    kemungkinan nantinya bisa jadi ada fasilitas layanan umum seperti penyedia lapak makanan atau minuman disana ya, biar pengunjung nggak bawa banyak bekal

    BalasHapus
  7. Mantap, lanjutkan travelingnya mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Untuk pertanyaan penting dengan respon cepat, silahkan hubungi nomor WA 085239014948 (Chat Only!)