Sunset di Embung Boelanboong, Wologai Tengah


Sunset di Embung Boelanboong, Wologai Tengah. Sudah satu minggu sebelumnya Akiem dan Effie mengajak saya jalan-jalan ke satu lokasi wisata lama yang diperbarui. Namanya Embung Boelanboong. Saya sudah meng-iya-kan. Perjalanan tersebut hampir batal karena saya juga diminta oleh teman untuk membikin/menyambung video testimoni dari beberapa orang untuk (alm.) Bapak Marsel Petu yang rencananya bakal disiarkan pada kegiatan Malam 1.000 Lilin. Tapi saya harus menepati janji untuk jalan bersama Akiem dan Effie, lagipula materi video diantar ke rumah sudah terlalu siang untuk bisa saya kerjakan (karena janjinya Jum'at tapi dibawa ke rumah Sabtu), menyunting dan proses render tidak bakal selesai tepat waktu. Rencana bersama Akiem dan Effie pun jalan.


Saya memang penasaran dengan embung yang satu ini. Sudah lama melihat tulisan salah seorang anggota Kelas Blogging NTT yaitu Om Ludger tentangnya. Dan akhirnya baru bisa ke sana pada Sabtu, 6 Juli 2019.

Perjalanan Super Cepat


Sabtu siang, pukul 14.00 Wita, kami bertiga baru tancap gas ke arah Timur Kota Ende. Akiem membonceng Effie sedangkan saya sendirian. Thika dan Enu memilih bersantai di rumah saja. Karena berangkat sudah petang, saya harus menarik gas kencang, pasalnya saya tidak terlalu suka perjalanan malam lintas Pulau Flores (dalam perjalanan pulang kembali ke Kota Ende). Manapula cuaca sedang dingin-dinginnya. Beugh. Sialnya saya hanya membawa satu jaket! Hiks. Perjalanan hari itu saya sebut perjalanan super cepat. Tarik gasnya tidak kira-kira sih hahaha. Sampai diomelin Akiem dan Effie.

Jarak antara Kota Ende dengan Embung Boelanboong tidak seberapa jauh. Lebih jauh jarak perasaan kita. Halaaaah. Diulang-ulang. LOL! Sekitar 45 kilometer dari Kota Ende menuju Embung Boelanboong.


Dari Ende menuju Kecamatan Detusoko (33 kilometer), terus lurus mengikuti jalan trans-Flores menuju Nduaria - Moni, nanti akan melewati cabang menuju Kampung Adat Wologai. Jangan belok (kiri) ke situ, ya. Terus saja mengikuti jalan trans-Flores, beberapa kelokan, dan kalian bisa melihat satu jalan cabang ke arah kanan. Di cabang itu tidak ada papan nama besar yang menunjukan atau menandakan keberadaan embung ini, justru yang terlihat baliho besar: Danau Kelimutu Mari Lestarikan sebagai Penyedia Layanan Alam dan Pariwisata.


Kalau kalian ragu tentang lokasi embung, bertanyalah pada penduduk setempat yang ramah-ramah.

Dari jalan besar (trans-Flores) menuju embung, kondisi jalannya tidak bisa dibilang bagus. Setelah jalan rabat yang lebih banyak lubangnya, kami bertemu dengan jalan tanah (padat) hingga tiba di parkiran berumput. Meskipun kondisi jalan menuju embung belum bagus, tapi saya melihat begitu banyak orang yang berlomba-lomba datang ke tempat ini, terbukti dari kendaraan roda dua dan roda empat yang kadang saling mendahului, dengan penuh cinta. Halaaagh.


Kalau jeli, kalian bisa melihat pemandangan teras sawah seperti foto di atas. Lokasinya masih agak jauh dari embung (sisi kanan dari arah datang). Eits, jangan naksir selendang tenun ikatnya ya, itu hadiah dari camer. Haha.

Embung Boelanboong


Embung Boelanboong terletak di Dusun Resetlemen. Namanya unik! Bahkan sebelum namanya menjadi Boelanboong, nama embung ini adalah Embung Resetlemen. Kalian bisa membaca pos berjudul Dusun Resetlemen yang ditulis oleh Om Ludger ini. Berdasarkan informasi dari Om Frederikus Laka, yang saat itu bertugas menjaga parkiran dan pintu masuk, biaya masuk ke embung hanya Rp 3K dan biaya parkir hanya Rp 2K untuk kendaraan roda dua, Rp 3K untuk kendaraan roda empat. Murah sekali! Saya masih berpikir keras, masih ada begitu ya biaya masuk Rp 3K only. Haha.

Bukan bohongan, namanya memang begitu.

Om Frederikus bercerita bahwa tanah tempat embung ini terpeta merupakan milik Mosalaki (ketua adat), salah satunya Bapak Pius Ndewi. Tapi embung ini dikelola atas kerjasama antara Taman Nasional Kelimutu (TNK) dengan Sentral Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) yang beranggotakan masyarakat setempat. Oleh karena itu baik petugas jaga maupun yang berjualan kopi/teh serta jagung rebus di situ pun bergantian. Okay, noted.

Duh, tenangnya tempat ini ...

Embung Boelanboong menempat area luas yang dulu, hingga saat ini pun masih, menjadi camping ground. Iya, bumi perkemahan. Saya mendengar kabar dari Kakak Min Anggo, mereka pun bakal mengadakan camping di sini. Sayang saya tidak bisa ikut padahal pengen. Hiks.

Bersama Effie.

Embung yang cukup luas ini, tidak tahu persis ukurannya, berada di bagian tengah dataran luas yang di sekelilingnya adalah hamparan rumput (buat camping itu kali ya). Air embungnya tenang banget, ditambah hawa pegunungan sejuk, sumpah jadi pengen berlama-lama di tempat ini. Seperti yang sudah saya tulis di atas, di sekitar embung, terutama bagian Timur, dibangun saung-saung tempat bersantai. Di sekitar embung ada tiga, semacam, jetty (jembatan kayu) yang berpagar, tempat pengunjung berfoto-foto.

Juga Asyik Dibaca: Si Kembar Kolibari dan Kezimara

Karena waktu datang itu sudah banyak orang masih beramai-ramai di tiga jetty, Effie mengajak kami ke sisi Barat. Ada bangku bambu di depan tanaman bunga matahari. Awwwwww!



We love our life! 

Pas! Presiden Negara Kuning bertemu Kerajaannya.

Sayangnya, jetty selalu penuh orang-orang dan matahari berangsur pulang. Jadi, kami memutuskan untuk tidak berfoto di jetty-nya. Tidak mengapa. Yang penting saat menjelang sunset si Effie masih sempat difotoin sama Akiem di situ. Kami pergi ke salah satu saung yang kosong dan lantas memesan kopi.

Ini sih jembatan bambu, bukan jetty. Letaknya di bagian Selatan.

Sambil menunggu pesanan kopi datang, saya melihat satu saung kosong dan bertanya pada Om Frederik apakah boleh foto-foto di situ? Katanya boleh. Hyuk mari! Dan dari tempat itu malah kelihatan satu gapura besarrrrr sekali. Nah! Itu kan gerbang jalur trekking!


Jalur trekking resmi dari Wologai menuju TNK (Danau Kelimutu). Banyak orang yang sukses mengikuti jalur ini sedangkan saya cukup berfoto di depan gapura/gerbangnya saja ya. Sumpah mati akyu tak kuwat haha. Terima kasih Effie sudah videokan juga perjalanan ini sehingga bisa sambil ditonton saat menikmati kopi. Mari kembali ke saung karena kopi dan tehnya sudah datang! Dua perempuan peminum kopi, satu laki-laki peminum teh. Dududud.


Untungnya kami membawa cemilan dari rumah, lihat kotak plastik itu, sehingga meskipun jagung rebusnya ludes, masih bisa mengisi perut dengan cemilan itu: keripik ubi dan stik keju. Dan sumpah, kopinya enak sekali! Jadi pengen membeli kopi bubuknya. Duduk ngopi begini sungguh sahdu, coba kalau bawa tenda, camping beneran deh kita. Tidak perlu kuatir karena di dekat parkiran sudah dibangun kamar-kamar mandi. Aman kan? Hehe.

Sebenarnya saya sudah ingin pulang tetapi Effie dan Akiem ingin menikmati sunset. Dan ketika sunset datang ... whoaaaaa kece badai! Salah satu fotonya bisa kalian lihat di awal pos.


Menikmati suasana alam embung, sudah. Foto-foto, sudah. Ngopi pun, sudah. Saatnya pulang. Ya ampun, kami memang harus pulang karena udara mendadak menjadi dingin seiring hilangnya matahari dari tempat itu. Mulai menggigil nih. Jaket pun seakan tidak mempan sama terpaan udara dingin yang menusuk tajam.

Mari pulang, kawan!

Anyhoo, tidak ada saran lain yang bisa saya berikan selain tentang akses jalan dari jalan besar (trans-Flores) menuju embung. Yang lainnya sudah oke. Sampah tidak terlihat, ada kamar mandinya, dan petugasnya yang ramah serta adanya kopi/teh juga jagung rebus (yang sore itu ludes dan kami tidak kebagian). Yang jelas, tempat ini benar-benar sedang ditata. Banyak tanaman baru ditanam, bunga mataharinya pun masih kecil-kecil, dan mungkin akan ada satu dua saung lagi dibangun di tempat ini. Akan ke sana lagi kalau sudah ada perubahan ini-itu.

⇝⇜

Semakin ke sini, semakin banyak lokasi wisata di Kabupaten Ende yang harus dieksplor, pelan-pelan. Tugas saya sebagai masyarakat Kabupaten Ende adalah pergi ke sana, menikmati, dan menulis. Bukan sekadar pamer foto di media sosial. Karena, tulisan tentang perjalanan merupakan harta warisan yang berharga.

Juga Asyik Dibaca: Menikmati Bebek Panggang di Towak

Embung Boelanboong, saya akan ke sana lagi.

Happy traveling!



Cheers.

Komentar

Posting Komentar

Untuk pertanyaan penting dengan respon cepat, silahkan hubungi nomor WA 085239014948 (Chat Only!)