Sensasi Ngopi di Puncak Nangaroro


Siapapun yang pernah melakukan perjalanan dari Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo ke Kabupaten Ende pasti melewati tempat ini. Namanya puncak Nangaroro (disebut begitu sih sama orang-orang) karena letaknya di puncak bukit sebelum memasuki Kecamatan Nangaroro (dari arah Barat) atau setelah melewati Kecamatan Nangaroro (dari arah Timur). Puncak Nangaroro menjadi semacam check point tempat orang-orang yang melakukan perjalanan lintas Pulau Flores untuk beristirahat sejenak. Oh ya, Kecamatan Nangaroro merupakan bagian dari Kabupaten Nagekeo. Perbatasan antara Kabupaten Nagekeo dengan Kabupaten Ende disebut Nangamboa.


Apa saja yang ada di puncak Nangaroro ini? Warung, kios, bengkel, dan saung-saung untuk beristirahat.

Tahun lalu saya menghabiskan masa cuti dengan keliling-keliling daerah sekitar Kabupaten Ende termasuk sampai ke puncak Nangaroro ini. Itu sudah lazim saya lakukan apabila cuti tahunan tidak dimanfaatkan ke luar pulau. Tiba di sana, beberapa pasang mata melihat saya dengan tatapan: gajah-dari-mana-ini? Haha. Di salah satu warung dengan saung terluas, saya memesan secangkir kopi panas dan satu Pop Mie. Iya, saya cukup lapar karena belum sempat mengisi perut saat keluar dari rumah. Main tancap gas si Oim Hitup saja sepagi itu.

Lantas mata saya menumbuk satu saung mini di samping saung utama. Saung mini ini unik karena hanya mampu memuat sekitar empat sampai lima orang dan terletak, nampaknya, di tebing begitu. Tanpa ragu saya berkata kepada bapak pemilik warung, "Boleh duduk di situ?" sambil menunjuk saung ini. Si bapak mengangguk dan menjawab, "Biaya tiga ribu."

Apa?

Hanya TIGA RIBU?

Okay!

Untuk memastikan biaya tiga ribu ini, kalian bisa lihat pilox pada gambar di awal pos, serta yang berikut ini:


Digembok loh saungnya hahaha.

Baca Juga : Raminten dan Dixie

Tidak berapa lama pesanan saya tiba. Secangkir kopi susu (harus d*ncow ya susunya :p) dan pop mie. Rasa lapar yang meraung-raung akhirnya mulai reda raungannya soalnya sudah tahu bakal ditambal sama mie. Tidak sehat memang makan mie, menurut saya, tapi sesekali boleh lah. 


Sensasi ngopi di puncak Nangaroro ini asli menggetarkan kalbu *halah*. Kopi susunya pas sekali, seperti kopi susu yang biasa dibikin di rumah dan di Warung Damai (kalian bakal tahu betapa pemilik Warung Damai di Ende menyediakan d*ncow khusus untuk permintaan kopi susu saya). Pop mie, ya begitulah rasanya makanan pabrikan. Tapi pemandangannya spektakuler, kawan. Ngopi di ketinggian, saung di atas tebing, dengan pemandangan laut dan Pulau Ende (sebuah pulau di depan Pantai Ende dan merupakan Kecamatan Pulau Ende). 

LUAR BIASA!

Rasanya tidak ingin lekas menghabiskan kopi ini. 

Awalnya kaki gemetar, lama-kelamaan tidak mau pergi.

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin saya tanyakan pada si bapak; misalnya kapan si bapak mulai membuka usahanya itu, di mana si bapak tinggal, berapa pendapat per hari, apakah si bapak punya niat menambah jumlah saung mini, apakah si bapak punya niat menambah menu selain menu-menu mi instan, dan pertanyan lainnya. Akan tetapi, satuper satu orang/pejalan mulai mampir ke saung utama dengan wajah lelah dan si bapak beserta anaknya sibuk melayani pesanan sehingga niat itu urung.

Baca Juga : Bamboo Dimsum, Tebet

Usai menghabiskan kopi dan pop mie, saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke arah Barat hingga sampai ke Aigela, lantas balik kanan kembali ke Ende. Tetapi karena ternyata Kakak Pacar dan kawan-kawannya menyusul, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Adat Bena di Kabupaten Ngada ... yang adalah perjalanan paling horor karena dinginnya luar biasa bikin gigi gemeretuk.

Sebelum tiba di puncak Nangaroro, masih di daerah sebelum Kecamatan Nangapanda, saya sempat memotret ini:


Informasi

Jarak dari Kota Ende : 


Kendaraan : mobil dan sepeda motor.
Biaya masuk : -
Penginapan terdekat : - 
Rumah makan terdekat : Warung/Kios.

Happy traveling!


Cheers.

Komentar

  1. seru banget main kesana, surga indonesia timur .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul sekali ... yuk kapan-kapan ke sini hehehe :D

      Hapus
  2. Wah jauh y, pdhl klo di ibukota jrk sgtu gk da ap2ny, bahkan dtempuh bwt bolak-balik ngantor.

    Nama desanya sulit2 ya hahaha, sy sj baca smpe hrs dispel berulang-ulang.

    Pemandangan di sna memang indah, perjalanan dri Maumere ke Maubasa sj seru, atau Maumere ke Kelimutu, atau Maumere Larantuka, Maumere Magepanda.

    Baru itu aja rute yg pernah sy lintas, lainnya belum. Maklum mw pulang kampung perlu budget dan cuti yg cukup, tk cukup hny seminggu, minimal sebulan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah betul, di sini memang nama daerahnya unik-unik. Hwaaaa sudah pernah pulang ke Flores. Magepanda itu indah sekali dengan bukit2nya semacam bukit teletubies :D

      Hapus

Posting Komentar

Untuk pertanyaan penting dengan respon cepat, silahkan hubungi nomor WA 085239014948 (Chat Only!)