Raminten & Dixie

Wah maaf baru sempat update blog. Alasannya? Yang pertama karena minimnya waktu untuk menulis. Yang kedua justru saat punya banyak waktu justru malas merajalela ditambah tidak punya koneksi internet. Jadi mari kita mulai bercerita kembali setelah terakhir tentang IGF (Internet Governance Forum) dan Skyfall, yang saya sebut cerita pra-cuti. Ealaaaah …

Perjalanan cuti saya sudah dimulai sejak tanggal 30 Oktober 2012 pukul 16.00 Wita. Bermula dari Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman, Ende, hingga Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta. Mengikuti kegiatan ID IGF di Hotel Borobudur, Jakarta. Tanggal 3 November 2012 pukul 15.00 Wita, saya dan Frans Kobepa dari Komunitas Blogger Papua naik taxi dari Tebet menuju Soeta. Penerbangan kami hanya beda satu jam. Tidak ada salahnya bila kami berangkat bersama-sama dengan penuh kemesraan hahaha. 

House of Raminten :)

Kembali ke Jogja. Selalu kangen Jogja. Flight saya jam enam sore. Boarding, okay. Semuanya aman-aman saja hingga tiba saat landing di Bandar Udara Internasional Adi Sucipto, Jogja. Ya ampun goncangan di dalam pesawat sudah tidak tertahan lagi sampai ada yang muntah. Kasihan anak-anak itu. Saya sendiri mengalami kepuyengan (apa ini bahasanya) sampai mesti memejamkan mata hingga roda pesawat touch-down tanah Jogja. Ternyata Si Indri, ponakan saya yang sedang mengambil profesi Apt di Jogja, cemas-cemas gila. Soalnya pengumuman tentang keterlambatan flight saya terus berulang dan suasana Jogja sedang hujan ditambah angin. Alhamdulillah deh pokoknya.

Indri telah mengatur jadwal saya di Jogja. Karena bawaan saya tetap satu backpack makanya dari bandara kita rock’n’roll dengan motornya menuju ‘House of Raminten’. Nah! Banner Raminten sendiri telah ‘menyambut’ saya di pintu masuk kedatangan di Adi Sucipto : seseorang berpakaian kebaya, terlihat sooo nyentrik! Ternyata Raminten ini nama aslinya Pak Hamzah, pemilik Mirota Batik, Mirota Bakery, Mirota Kampus dan House of Raminten. Aish! Kece deh pokoknya.

Konsep House of Raminten sendiri tak kalah kece dari penampilan pemiliknya. Banyak benda-benda berbau Jawa di dalamnya seperti kereta kuda, kendi, ornamen-ornamen dan lain sebagainya. Kami datang masuk dalam daftar antrian yang dipersilahkan duduk sambil menonton televisi karena tempat di dalam penuh. Tak lama kemudian nama saya dipanggil dan dipersilahkan menuju lantai atas. Di atas duduk lesehan tetapi dikasih kursi rotan yang ada sandarannya. Para pelayan baik perempuan dan laki-laki mengenakan pakaian adat (yang perempuan dengan kemben, laki-laki pakai blankon juga) tetapi hebring degan HT/monitor. Haha. Sistemnya di House of Raminten adalah pesan, bayar, makan. Bayarnya langsung kepada pelayan kita. 

Porsi Besar :D

Sambil menunggu pesanan datang saya pamit ke kamar mandi. Tahukah kalian? Di dekat kamar mandi terdapat kandang kuda beserta kudanya! Tapi bersih loh. Kebersihannya sangat terjaga.

Makan di House of Raminten bikin kenyang. Indri, yang sudah menghabiskan seporsi nasi kucing dan kentang goreng, sampai-sampai tak sanggup menghabiskan es krim bakar (atau goreng ya? Lupa saya). Padahal es krim itu kan favoritnya hehe. Saya sendiri memang sudah saatnya jam nasi sih … nasi goreng sepiring lumayan menuhin lambung. Belum puas cerita-cerita dari House of Raminten kita segera meluncur ke destinasi berikutnya yaitu Dixie (Easy Dining) di Gejayan. Ke Dixie ini lebih pada kenangan saya sama seseorang … seseorang yang pertama kali mengajak saya ke tempat ini. Ahay. Apa coba. 

Dixie, Easy Dining ...

Tidak boleh bergosip! :D

Karena perut sudah penuh gara-gara porsi-porsi lumayan besar di House of Raminten, saya dan Indri menghabiskan minum dan secuil cumi goreng tepung. Cuminya minta dibungkus pula. Ck ck ck. Masih ada hari esok gituuuu hehe.

Ngobrol ngalor-ngidul di Dixie cukup lama. Hari sudah menjelang pagi. Iya, sudah hampir jam 1 pagi. Saya dan Indri segera angkat kaki dari Dixie tapi aksi foto-foto tak boleh ketinggalan. Dari Dixie Indri melarikan motornya ke kost-nya. Tiba di kost kami masih juga ngobrol-tidak-jelas, ke sana ke sini, sampai akhirnya tertidur. Indri mengingatkan besok jadwal kami sangat padat! Tidak boleh telat!

Aaah … tidur semalam di Jogja :)

Apa cerita cuti selanjutnya? Tunggu di postingan berikut!


Wassalam.

Komentar