Waktu jadi penyiar radio alias radio jockey
di Radio Gomezone saya selalu menuntut diri sendiri untuk lebih
kreatif. Urusan kreatif ini, (ceritanya) pernah sudah hampir lelap terus
sesuatu yang horor disebut ide terlintas. Langsung saya meloncat dari ranjang lantas menghidupkan laptop.
Demi apa? Demi berusaha menjadi yang unik dengan ide yang terlintas
itu; agar mudah dikenang dan sulit dilupakan. Kreatifitas itu
berhubungan dengan program-program yang menarik pendengar, dan isi
program itu haruslah berbobot agar kita tidak terkesan menjual kucing
dalam karung. Sialnya, ide selalu muncul pada saat yang tidak kita duga;
sudah hampir lelap, atau saat sedang ngetem di kamar mandi, atau saat sedang rapat di ruangan big boss.
Baca Juga: Wa'ai Ndota, Makanan Pokok Pengganti Nasi
For
wai ai, menjadi penyiar itu tidak semudah cuap-cuap di depan cermin,
jika itu yang kalian bayangkan. Otak harus terus di-klik-kanan dan
pencet tulisan refresh.
Saya
menjadi penyiar Radio Gomezone sejak tahun 2004. Radio (FM) tersebut
lantas mati (suri) pada tahun 2009 karena satu dan lain sebab. Tahun
2016 radio tersebut kembali mengudara tetapi lewat jalur online.
Lagi, karena satu dan lain sebab Radio Gomezone kembali mati (entah suri
atau tidak), dan itu yang belum saya ketahui sampai sekarang. Apakah
ada rencana untuk kembali menggeliatkannya atau tidak. Entah. Tetapi,
yang perlu diingat, Radio Gomezone merupakan radio anak muda yang paling
populer pada masanya dengan kunjungan Gomezoner (julukan untuk
pendengarnya) ke studio itu bisa ... ah ... entahlah berapa banyak. Saya
selalu kekenyangan setiap kali ada Gomezoner yang berkunjung ha ha ha.
Sebagai
manajer operasional dan produser, salah satu tugas saya adalah membikin
program. Tahun 2004-an, membikin program tidak sesulit tahun 2016, saya
mengalami itu. Tahun 2016, harus putar otak kanan-kiri memikirkan bakal
program (kece) untuk diudarakan di radio ini. Saya sendiri kemudian
memegang program Variety Show yang mengudara setiap Senin - Sabtu, pukul
19.30 - 21.30 Wita, diantaranya Repeater, Review, Focus, Ngobras,
Backpacker, sampai Tuwan Saturday Night Show.
Dibikin oleh Yoyok Purnomo.
Backpacker
itu program yang menurut saya keren sekali. Kalau sudah mau mengudara
Backpacker, sel-sel di tubuh saya seakan sedang menari rokatenda hahaha. Mengapa demikian? Karena saya dan Iwan Aditya (partner siaran) sama-sama tukang jalan. Selain itu, saya dan Martozzo Hann (partner videografer) sering jalan-jalan dan membikin video singkat tentang lokasi kita jalan-jalan itu (zigizeo). Ada saja yang selalu bisa kita bahas di program Backpacker. Salah satunya berjudul Yang Unik dari Ende!
Ide tentang yang unik dari Ende ini sebenarnya berasal dari tulisan di bakal buku saya yang berjudul Endelicious.
Mungkin tulisan ini bakal dipos di blog
atau harus dicarikan penerbit, nantilah. Yang jelas di dalam naskah itu
saya menulis tentang hal-hal unik dari Ende yang ternyata ... banyak!
Akhirnya yang unik dari Ende ini menjadi salah satu tema/bahasan di
program Backpacker.
Oleh
karena itu, kali ini saya ingin mengajak kalian untuk mengenal lima hal
yang unik dari Ende (bagian 1, akan ada bagian 2, dan seterusnya kalau
memang masih ada hahah).
Baca Juga : Puskesmas Cantik di Tanah Ubi Roti
Apa saja sih yang unik dari Ende?
Mari kita simak.
1. Nama Unik
Ende
sudah ketahuan unik dari namanya saja. Kalian sering membaca SBY
(Surabaya) atau DPS (Denpasar) kan? SBY dibaca Es Be Ye. Sama juga, DPS
dibaca De Pe Es. Tetapi ND dibaca En De. Itulah keunikan terhakiki
dari Ende. hehe. Jangan heran kalau kalian melihat anak muda memakai
kaos yang tulisannya hanya dua huruf: ND. Dia pasti berasal dari Ende, our beautiful city.
2. Ende si 'Anak' Tengah
Kabupaten
Ende berada di Pulau Flores. Tahukah kalian, titik tengah Pulau Flores
berada di Kabupaten Ende? Titik tengah itu berada di KM 17 arat Timur
dari Kabupaten Ende. Ada sebuah batu yang ditempeli prasasti bertulis Floresweg Geopend
dengan tahun yang tertera 1925. Karena keberadaannya di tengah Pulau
Flores ini lah maka mempermudah siapa pun yang hendak ke Barat maupun ke
Timur. Asyik kan?
3. Dua Suku, Dua Bahasa
Di
Ende mentap dua suku yaitu Suku Ende dan Suku Lio. Suku Ende ini di
bagian pesisir Kota Ende sampai Nuabosi dan Nangapanda. Suku Lio di
bagian Timur hingga perbatasan dengan Kabupaten Sikka (pemetaan secara
garis besarnya seperti itu). Dua suku ini punya bahasa dan dialek yang
berbeda yaitu bahasa Ende dan bahasa Lio. Jangan harap kalian yang bisa
bahasa Ende sudah pasti bisa bahasa Lio ... belajar, bung :) qiqiqiqi.
Pernah ada wacana menambahkan satu etnis yaitu Etnis Nage karena bahasa
dan dialeknya agak berbeda, tapi saya belum tahu sampai di mana proses
naskah akademik soal itu sekarang.
4. Kami Penyingkat Kata
Sudah tahu sahabat blogger saya, bang @indobrad yang sampai pernah membikin nama situsnya "Kopi Mana?". Kata bang Indobrad nama blog itu terinspirasi dari kami Orang Ende, yang suka menyingkat kata. Orang Ende ini penyingkat kata, perlu diulang. Kau pergi ke mana menjadi kopi mana, saya pergi ke pasar menjadi sa pi pasar, sudah biasa menjadi su biasa, dan lain sebagainya hehe. Kopi Mana di situs bang Indobrad itu merujuk pada dunia traveling-nya yang dimuat di situs tersebut. Cocok!
5. Lima Menit itu Memang Ada
Kalian
sering membaca atau mendengar orang bilang, "tunggu lima menit"? Yang
seperti itu memang terjadi di Ende, bukan kiasan semata. Kota Ende (Ibu
Kota Kabupaten Ende) ini kecil. Panjang kotanya kalau boleh saya bilang
hanya sekitar sepuluh kilometer saja. Jadi, tidak ada alasan jika sampai
saya terlambat upacara Senin pagi, kecuali memang terlambat bangun.
Hehe. Ke sana dekat, ke sini juga dekat.
***
Saya
percaya daerah kalian juga pasti banyak hal-hal yang unik. Kenapa tidak
coba menulisnya? Pasti bakal disukai karena yang unik-unik ini biasanya
tidak tertulis di buku panduan wisata. Sama juga dengan pengalaman traveling tidak mungkin muncul di buku panduan wisata, oleh karena itu blog traveling pasti laris manis dikunjungi. Orang bakal lebih suka membaca pengalaman pribadi si traveler.
Baca Juga : Pantang Adat itu Bernama Joka Ingga
Bagaimana dengan kalian? Apa saja yang unik dari daerah kalian? Yuk berbagi di kolom komentar!
Cheers.
Ini sebabnya saya suka mampir di blognya mbak Tuteh coz saya ingin tau tentang hal2 unik dari belahan lain di Indonesia kita yg tercinta ini.
BalasHapusBtw di pulau Flores total ada berapa suku sih?
Makasih Mas Aris yang juga selalu bikin saya tertarik untuk datang ke Lombok ... ngiler begitu hahaha. Pulau Flores banyak suku, mas. Di Kabupaten Ende saja ada dua suku besar. Setiap kabupaten ada suku-sukunya masing-masing, dengan dialek yang berbeda setiap kabupatennya ... bayangkan Flores sekecil ini :D nanti saya cari informasi lebih valid ya soal jumlah sukunya. Ada sih bukunya, nyari lagi wkwkwkw.
Hapusemm, ende surga tersembunyi ni. mau bulan madu kesana ah nanti
BalasHapusHmmm, saya jd teringat dgn tmn SMA saya, yup... namanya 'Ende' :D pasti bukunya tenar tuh...
BalasHapus