Membaca postingan member Flobamora Community chapta Ende yang hari Minggu, 5 Februari 2012, jalan-jalan ke Pantai Anabhara, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, saya jadi iri dan pengen posting juga. Eh bukannya ikut-ikutan loh! Tapi karena saya juga ikut dalam rombongan manusia aneh semua ituh ;)) xixixixi. Postingan tentang Pantai Anabhara bisa dibaca di blog Fauwzya Dean dan Ilham Himawan.
Rencana awal kegiatan adalah Flobamora Community diundang oleh pak Mansyur Abdul Hamid (dosen Fakultas Ekonomi) yang memegang satu kelas PGSD di Universitas Flores untuk pergi ke Moni. Ada acara outbond (dihandle sama Eddieson Djea) dan ragam kegiatan bermanfaat lainnya di sana pada hari Sabtu, 4 Februari 2012 hingga Minggu, 5 Februari 2012. Saya sudah siapin diri bakal nongol di Moni, tanpa sulap tentunya, bersama kak Iros Tani. Rencananya nanti selain outbond bakal ada kegiatan api unggun, baca puisi berantai dan sekalian AkberEnde! Wah, mantap pisan! Tapi sayang... acaranya ditunda karena panitia mengkhawatirkan cuaca. Iya sih, cuaca sedang sangat jelek *digampar* karena mendadak cerah, mendadak hujan, mendadak angin, mendadak dangdut. Hehe.
Sabtu siang saya di-sms Shinta. Katanya dari pada nggak jadi ke Moni, mending Minggu ke Pantai Anabhara aja! Saya pernah liat foto Shinta bareng kelompok nyanyi-nya ‘dFresh’ di Pantai Anabhara. Itu atol-nya keren euy! Makanya dengan semangat 45 saya mengirim sms ke semua member Flobamora Community yang mau ikutan jalan-jalan di hari Minggu! Traveling lagi? Siapa takut? Sudah lama juga nggak jalan-jalan ke luar kota. Terakhir yang bulan Desember ke Pantai Koka, Paga, Maumere itu.
Well, dari 50-an member yang saya sms, hanya beberapa saja yang menunjukkan ketertarikan untuk ikut. Dan kita janjian Minggu pagi jam 6 udah berangkat ke pantai. Tanpa persiapan, tanpa mikir soal ransum, apalagi mikirin sunblock :p hehe. Yang ada pada mendadak semua. Bahkan malamnya kita kumpul-kumpul, cuma ada saya, Shinta, Imel da kak Iros. Meskipun udah tau besok bakal jalan jauh dan harusnya nggak boleh begadang, saya dan kak Iros malah nekat begadang sampe jam dua! Yuhuuu siap-siap deh. Siap-siap mabok perjalanan dan muntah dan saya yakin, sayalah orang pertama yang bakal muntah nggak karuan. Lagu lama. Jadi ingat tahun 2010 bolak-balik Ende-Maumere nyaris tiap minggu dan teteup aja tuh mabok dan muntah macam orang kebanyakan makan kerikil xixixixi.
Pagi itu berangkatlah kami. Ada satu mobil dan satu motor. Dalam mobil ada Ilham, saya, Fauwzya, kak Iros, Shinta, Sony, Cici dan Armando. Sementara bermotor ada Yano dan Bas—Rapper Family. Berangkat tanpa persiapan kecuali saya dan kak Iros sempat menyiapkan cemilan berupa kacang, roti, biskuit dan air mineral sebotol ditambah seteko teh panas buatan saya. Iya, tanpa teh dalam sehari rasanya kepala saya bisa meletus. Makanya antisipasi dari awal. Di jalan kami sempat mampir ke ‘gubuk’ penjual nasi kuning. Ya, hanya itu bekal kami ke luar kota! Benar-benar tanpa persiapan matang deh. Tapi karena sudah niat dan emang pada gila jalan, ya hajar aja.
Perjalan dari Ende menuju Pantai Anabhara; dari Ende ke arah timur menuju arah Maumere. Tapi di Detusoko kita belok ke kiri, menuju jalur alternatif (yang juga tembus ke Maumere) yaitu jalur Pantai Utara. Dari daerah pedesaan menuju Detusoko yang dingin, kami perlahan menembus daerah panas khas pantai. Melewati beberapa daerah macam Wewaria, Sokoria, dllnya. Bukan cerita baru bila perjalanan darat lintas Flores akan memberi efek mabuk pada pelakon. Jalanan yang berlubang bukan masalah, kecuali buat kendaraan :p, tapi itu loh, kelokan yang macamnya tidak ada habis-habisnya. Kanan, kiri, kanan, kiri, kayak lagi goyang potong bebek angsa masak di kuali. Sorong ke kanan, sorong ke kiri.
Awalnya saya pikir saya lah orang pertama yang ‘bongkar muatan lambung’ tapi ternyata saya salah. Efek dari begadang justru bikin saya ngantuk dan tertidur pulas. Sementara itu mulai ada yang mual-mual hahaha. Fauwzya dan kak Iros mulai pucat tuh wajah. Maklum, Fauwzya baru habis lepas dinas jaga di IGD sementara kak Iros dan saya semalamnya kan begadang. Dan orang mabok kendaraan itu karena macam-macam sebab; begadang, aroma ikan, aroma tanah, eeeeh ada loh yang mabok gara-gara aroma ROTI! Haha. Atas usul Ilham, kata ‘muntah’ diganti dengan kata ‘coklat’. Waduuuh lucu aja waktu ada yang bilang, “saya mau coklat!” hihihi. Waktu kita mulai makan roti karena perut meronta, si Armando teriak, “Jangan roti please! Jangan roti! Saya mabok aroma roti!” hahaha. Kicokaco betul. Oia, sampai di Maurole kami sempat berhenti untuk pinjam kamar mandi di Polsek Maurole. Hihihi sempat dibilang gini sama mereka, “semua dari Jawa kah?” duileeeh emang tampang kita macam orang Jawa? Kita kan Arab dan Pakistan! Haha.
Berangkat dari Ende jam 7.30 tiba di Pantai Anabhara sekitar jam 10. Kata Ilham dia jalannya lambat banget nih haha. 20 km per jam! Duileeeh. Mana pula si guide aka Shinta mengalami kelupaan pada lokasi secara dulu waktu datang air surut dan sekarang air laut sedang pasang. Nah loh! Bisa dibayangkan betapa hebohnya? Xixixix. Seru deh! Dan akhirnya kami histeris berkepanjangan begitu tiba di Pantai Anabhara. Shinta memang nggak membesar-besarkan justru kurang membesar-besarkan tentang keindahan pantai yang satu ini.
Saya seperti berada di negeri antah berantah...
Pasir putih, laut hijau dan biru, langit biru cerah, pecahan karang-karang bercampur pasir putih, debur ombak sedang, di kejauhan nampak Pulau Palu’e (Gunung berapi Rokatenda), tiupan angin. Dalam hati saya bilang FLORES is the real NIRVANA. Saya pernah ke Kuta, ke Jimbaran, ke pantai-pantai yang ada di Indonesia, tapi Pantai Anabhara adalah sesuatu yang LUAR BIASA, sesuatu YANG BELUM PERNAH SAYA LIHAT dengan mata kepala sendiri. What a heaven, what a beautiful place made by Him. Ck ck ck. Mana pula pantai ini belum ‘tersentuh’ sama sekali. Saya membayangkan pantai ini diexplore, dipromosikan, dikelola dengan baik. Ada penginapan langsung menghadap pantai persis di Pantai Teluk Penyu atau Pantai Pangandaran yang pernah saya kunjungi itu. Pemerintah harus buka mata... benar-benar melek dengan kondisi yang seharusnya sangat menguntungkan dari segi pariwisata ini. Bukan hanya mengandalkan salah satu sisi pantai di Maurole yang pernah digunakan untuk Sail Internasional itu.
Begitu tiba kita langsung makan nasi kuning dulu karena emang lapar berat dan menghemat air minum yang hanya sebotol hahaha. Begitu mau minum teh, eeeh GELASNYA LUPA dibawa! Ebusyet! Untung ada botol bekas Pocari hahaha. Si Bas malah minum teh pake tangan. Hiiiyyy nih anak *melotot!*. Habis makan langsung deh foto-foto. Meski panas, tapi acara foto-foto nggak bakal ngebosenin. Masing-masing pilih gaya dan minta difoto. Banyak fotografer dadakan siang itu hihihi. Saya beneran terpesona sampai nggak bisa banyak bicara selain potret sana, potret sini, kebingungan sendiri mau motret dari spot mana menggunakan BB hehehe. Nggak ada kamera bagus sih tapi hasilnya bagus karena alamnya sendiri memang BAGUS dan INDAH! Foto tanpa perlu diedit lagi udah sebagus ini cuy!
Pantai Anabhara ini pasir putih plus pecahan karang. Bila tidak pasang akan terlihat atol memanjang ke tengah laut dan membungkus laguna. Tapi sayang nggak keliatan saat kami pergi kemarin itu. Lautnya jernih nggak ada sampah masyarakat. Yang ada hanya sampah alam macam rumput laut. Bersih total! Total bersih! Langitnya bikin ngiler juga hehehe.
Puas foto-foto, ngakak-ngakak, haha hihi, saling cap, selama dua jam-an, akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Yah, Armando ada siaran sore dan Fauwzya dinas malam lagi. Kalo dipikir-pikir kita ini emang nekaters deh.
Perjalan pulang lebih cepat dari perginya karena lumayan kebut. Saya lagi-lagi tertidur setelah menghabiskan roma kelapa sebanyak... ehm... berapa keping yah... kira-kira nyaris setengah bungkus gede hahaha. Tiba di Ende udah sore dan kita sempat ngumpul ngeteh lagi di rumah dan akhirnya semua kembali ke rumah masing-masing dengan wajah puas, senyum mengembang, bathin telah diberi makan. Masih ada yang mau leyeh-leyeh aja di hari Minggu? Rugi yah, yuk keluar rumah dan explore your land!
Anabhara, saya harus kembali ke sana. Untuk ijab kabul hihihi. Btw gara-gara foto pantai ini dan merusuh di twitter bareng Fauwzya dan Almascatie akhirnya jadi deh banyak yang pake ava pantai dengan hastag #9HariAvatarPantai. Ih asyik banget... Indonesia memang kaya. Sayang kita kadang nggak sadar akan kekayaan ini dan malah pikiran kita teralih ke hal-hal lain yang bikin kita merugi. Yaaah... Anabhara, tunggu saya datang!
Btw nyesel waktu ke Pantai Anabhara itu nggak sempat mampir ke rumah kakak sepupu saya di Maurole; kak Lamber dan kak Teny Bata. Padahal mereka itu punya ‘ranch mini’ yang super asyik! Dan waktu tau saya ke Maurole dan nggak mampir, mereka marah :D hihihi. Maap kakak-kakakku sayang, nanti yah kalo ke sana lagi saya pasti mampir. HARUS MAMPIR. Hehehe.
Kangen hijau, biru, putih, merah... alam ini. Anabhara menambah catatan saya untuk catatan traveling dan postingan ini juga saya posting di Blog Tuteh Travel. Hehehe.
Btw itu backsound sepanjang perjalanan yang paling mengesankan adalaaaaah eng ing eng ROSSA dengan KUMENUNGGU! Aiiish... kumenunggu kau cerai dengan istrimu gitu yak? Hahahaha *terbahak-bahak karena di-cap genit sama yang lain*
Wassalam.
astaga laut nya itu :)
BalasHapuspengen nyebur jadinya kak tuteh :)
semoga bisa kesini suatu saat ya, catatan perjalanan dan fotonya bikin iri :D
Hihihi ayo ke sini. Ini pake kamera HPnya Ilham loh... bukan SLR kayak punya Yudi :P kikikiki ;)) tanpa proses editing pula. Terbukti kan yah tanah Flores itu ASELI :D
BalasHapus